Resensi Novel

Judul: Teater Boneka
Penulis: Emilya Kusnaldi, Orinthia Lee, Ayu Rianna
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 320 halaman

Isi
Hidup Erin berada di ujung tanduk saat kekasihnya terus mendesaknya untuk menutup teater boneka milik Erin. Gadis itu tidak bisa mengindahkan permintaan sang kekasih karena teater boneka Poppenkast adalah warisan kakek dan ayah Erin. Kekasihnya menganggap Erin tidak masuk akal. Namun, Erin tetap memaksakan untuk terus menghidupkan teater boneka Poppenkast meskipun gedung teaternya sudah tua, tak terawat, dan beraroma apak. Penontonya pun sedikit.

Erin mencoba menghargai kerja keras para pekerja di Poppenkast. Erin menyukai semangat mereka untuk terus menghidupkan teater itu. Meskipun mereka digaji dengan sangat minim, Erin tak patah semangat. Ia pun mengajar les Bahasa Inggris dan menyalurkan hampir seluruh gajinya demi kesejahteraan pegawai di teater boneka Poppenkast. Sikap Erin sudah tidak bisa ditolerir sang kekasih, maka ia pun diputuskan secara sepihak. Erin kemudian patah hati dan selalu murung.

Di tengah kegamangan hidupnya, Erin dikejutkan dengan sesosok lelaki yang minta dipekerjakan di Poppenkast tanpa upah. Awan datang saat Erin tengah patah hati berat. Ia pun mencoba menghibur Erin sekaligu mencoba menyumbang beberapa ide untuk pertunjukan boneka di teater Poppenkast. Siapa sangka teater boneka Poppenkast pelan-pelan hidup. Meskipun Awan tidak berbakat menjadi dalang, ternyata Awan memiliki ide-ide segar yang dinilai Erin lumayan. Namun, saat identitas Awan terungkap, Erin tidak bisa lagi untuk terus mempekerjakan laki-laki yang telah membuat hatinya berdebar-debar keras itu. Awan pun lenyap dari kehidupan Erin.

Kesimpulan
Novel ini mencoba menyuguhkan pesan bahwa perjuangan keras memang selalu disertai mimpi-mimpi yang sejati. Seperti halnya mimpi-mimpi para pekerja teater boneka Poppenkast yang ingin teater tidak tutup. Perjuangan keras perlu mereka lakukan demi sebuah kesuksesan. Perjuangan paling keras tercermin dari tokoh utama novel ini. Erin sebagai sosok wanita muda representasi kaum urban, ia tetap menjaga amanat dari keluarganya demi sebuah hal yang mungkin saja dianggap remeh di zaman ini. Erin bahwa mengorbankan hubungannya dengan sang kekasih akibat sikapnya yang tak mau dianggap tidak rasional oleh kekasihnya karena mempertahankan teater boneka Poppenkast. Untung saja kehadiran Awan mengobati luka hati Erin yang menganga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Profile

CEMILAN SEHAT